"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Sabtu, 18 Juni 2011

Libur Tahun Baru di Batavia

Daerah puncakpass biasanya menjadi pilihan orang Belanda untuk menghindari ramainya Batavia selama hari libur Natal. Sejak tahun 1920-an, hotel dan rumah – rumah mulai dibangun disana, dan dapat di sewa. Tidak sedikit orang Batavia yang membangun rumah – rumah peristirahatan di daerah puncak, yang letaknya tidak jauh dari Buitenzorg dan Kebun Raya yang menarik.

Biasanya beberapa hari mendinginkan badan di puncak sudah cukup untuk mengembalikan semangat orang – orang Belanda itu. Menjelang akhir tahun, berbondong – bondong pula orang kembali ke Batavia. Pagi – pagi tanggal 31 Desember, ibu – ibu Belanda sudah sibuk mempersiapkan pesta menyambut datangnya tahun baru.

Bau spekkoek atau kue lapis legit yang digemari orang Belanda semerbak mewangi. Di dapur, sang nyonya dan para bediende sibuk membuat slada huzar, dan sebuah pinggan cantik yang besar menunggu dupenuhi slada itu.

Sementara itu, seorang ditugaskan membeli sebuah balok es di warung. Balok es itu tertutup serbuk gergaji supaya tidak cepat mencair dan diikat dengan tali yang terbuat dari serat pisang. Sesampai di rumah, balok es itu disiram air supaya bersih dari sebuk gergaji, lalu dipotong – potong menjadi balok – balok kecil yang kemudian disimpan didalam peti es. Peti es itu merupakan peti kayu berlapis seng di bagian dalamnya. Peti itu di isi dengan botol – botol minuman, terutama bir.

Menjelang malam, muncul beberapa laki – laki membawa bambu – bambu panjang untuk menghidupkan lampu – lampu jalan. Dengan bambu itu, mereka menarik sumbu lampu – lampu jalan itu ke bawah, menyundut kaus lampu dengan api sampai lampu – lampu di jalan bersinar terang, lalu mendorongnya kembali ke atas tiang lampu. Di semua rumah, keluarga sibuk bersiap, berdandan dan mengenakan pakaian pesta.

Lalu, berdatanganlah teman dan sanak – saudara untuk makan dan minum bersama. Tawa berkumandang ke segala arah dan anak – anak kecil tertidur di kursi dan dipangkuan pengasuh mereka. Beberapa menit sebelum jam berdentang dua belas, semua yang tertidur dibangunkan. Semua orang berkumpul di ruang tamu dan bersama – sama mulai menghitung menghilangnya detik – detik tahun yang akan berlalu.

“Vyf!.. Vier!.. Drie!.. Twee!.. Een!.. Prettig Nieuwjaar!!.... Lima!.. Empat!.. Tiga!.. Dua!.. Satu!.. Selamat Tahun Baru!...”

Langit gelap di atas Batavia mendadak semarak oleh kembang api dan sorak gembira

( Frieda Amran, lulusan Antropologi UI, Tinggal di Belanda )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar