"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Rabu, 29 Mei 2013

PROYEK BERJUTA LAMPU JEPANG


  Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, semua serba dibatasi. Bukan hanya bahan pangan seperti beras, tepung terigu, gula, dan garam, melainkan juga bahan pakaian. Yang lebih parah lagi, pemakaian lampu ( listrik) sebagai penerangan di rumah-rumah penduduk juga dibatasi.

  Setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, sikap Jepang berubah 180 derajat. Sadar akan kekalahanya dari Amerika Serikat, dan untuk kembali menarik hati rakyat Indonesia, dicabutlah berbagai pembatasan itu, termasuk pembatasan penerangan lampu.

  Malah kemudian, karena menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, Jepang berjanji akan membagikan berjuta-juta bola lampu pada masyrakat. Berita ini diumumkan dalam suratkabar Asia Raya: “Berhubung dengan dihapuskanya pembatasan penerangan lampu, mulai tanggal 21 Agustus diumumkan penghapusan pembatasan penerangan lampu di seluruh Jawa.

  Berhubung dengan itu, pihak yang bersangkutan telah mengambil tindakan untuk membagi-bagikan berjuta-juta bola lampu kepada umat Islam bagi keperluan lebaran. Pembagian akan melalui Tonori Kumi.

  Juga kepada bangsa Nipon pembagian semacam itu akan dilakukan dengan syarat permintaan mereka sendiri-sendiri kepada Djawa Denki Zigyoo Sya. Disamping itu, tindakan untuk penerangan jalan-jalan raya di kota-kota besar, pun sudah dimulai.

  Dengan tindakan ini, terdapatlah kerjasama antara Bangsa Nipon dengan Indonesia untuk mengatasi segala kesukaran dan penderitaan (Asia Raya, 23 Agustus 1945)".

(Lily Utami, pengamat sejarah dan kebudayaan)