"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Jumat, 01 Juli 2011

Asal Muasal Nama Betawi

Banyak yang berpendapat bahwa kata Betawiberasal dari transleterasi tulisan Batavia ke tulisan Arab, karena pada masa lalu kebanyakan orang Betawi memang dapat membaca dan menulis dalam huruf Arab Pegon ( Arab gundul / tanpa baris ).

Tetapi dalam naskah – naskah Betawi ditulis pada abad ke-18 dan 19, cara menuliskan Batavia sebagai kota dalam huruf Arab Pagon adalah Batafiya ( ba, ta, fa, ya ). Sedangkan cara menuliskan nama Betawi sebagai suku bangsa adalah Batawi ( ba, ta, waw, ya ).

Kata Betawi sebagai nama suku bangsa berdasarkan dokumen tertulis kesaksian Nyai Inqua ( seorang Nyai keturunan China ), telah digunakan jauh sebelum tahun 1644, yaitu sebelum kota jayakarta diganti namanya oleh Belanda menjadi Batavia.

Dalam bahasa Melayu Brunei, menurut budayawan Betawi Ridwan Saidi, Betawi adalah sejenis anting – anting. Satu arti dengan kata tersebut adalah nama Karawang dan Subang di Jawa Barat.

Menurut ahli linguistic berkebangsaan Jerman, Prof. Bern Nothofer, bahasa Melayu telah dipergunakan oleh penduduk yang kini disebut Betawi sejak abad ke-10. komunitas ini untuk kurun waktu yang lama disebut Melayu Jawa. Mereka mendiami daerah pesisir pantai utara Jakarta dan kawasan selat Kepulauan Seribu.

Nama – nama tempat di kawasan pesisisr meninggalkan jejak Melayu seperti Kampong Melayu, Teluk Naga ( di Tangerang ), Tanah Melayu, dan Sunter ( Sontar ) di Jakarta Utara.

Ditilik dari sudut adat istiadat, budaya dan keseniannya, orang Betawi sepenuhnya adalah orang Melayu. Tes DNA yang pernah dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor ( IPB ) menunjukan kesimpulan yang sama.

Tidak diketahui dengan pasti sejak kapan orang – orang Melayu sudah mendiami pulau Jawa, khususnya Tanah Betawi. Menurut Ridwan, sangat mungkin sejak Kerajaan Sriwijaya menguasai Jawa. Namnun, sejak runtuhnya Sriwijaya, penduduk yang mendiami Tanah Betawi berada dibawah kendali Kerajaan Sunda.

Wilayah yang didiami oleh orang – orang Melayu Betawi menurut peta yang dibuat oleh Pangeran Panembong pada abad ke-15 dinamakan Nusa Kalapa. Batas – batas wilayahnya adalah Sungai Ci Tarum di sebelah Timur dan Sungai Ci Sadane disebelah Barat.

Pelabuhanya bernama Kalapa. Nama Sunda Kalapa ( Cumda Calapa ) yang digunakan orang – orang portugis mengacu pada nama selat di sebelah Barat Kalapa yaitu Selat Sunda.

Tidak satu pun, kata Ridwan, naskah – naskah kuno Parahyangan menyebut nama Pelabuhan ini dengan nama Sunda Kalapa.


( Asep Setiawan, pemerhati budaya )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar