"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Selasa, 04 Oktober 2011

Nisan VOC di Batavia

Masa pemerintahan VOC di Batavia meninggalkan banyak warisan sejarah. Salah satu artefak yang cukup penting adalah batu nisan, yakni batu yang dibaringkan di atas makam. Batu-batu nisan masa VOC di Batavia ditemukan dalam jumlah banyak. Sebagian besar batu nisan kini disimpan di Museum Taman Prasasti. Sebagian kecil ada di Museum Wayang, Gereja Sion, dan Pulau Onrust.
Umumnya batu nisan tersebut berbentuk persegi empat dan terbuat dari batu yang keras. Panjangnya sekitar dua meter, dengan lebar sekitar satu meter. Batu nisan ini dipahat dalam berbagai bentuk lambing heraldik dan bentuk inskripsi. Di Batavia batu nisan merupakan pelengkap makam Kristen.
Dulu system makam VOC adalah system kelder atau ruang bawah tanah. Dalam satu makam bisa berisi lebih dari satu jenazah yang tahun meninggalnya berlainan. Pesan-pesan pada batu nisan dibuat dalam bentuk verbal (inskripsi), ada juga dalam bentuk non-verbal (ikonis). Keduanya merupakan ekspresi latar belakang bduaya komunitas pengguna pesan-pesan tersebut semasa mereka hidup.
Dari hasil penelitian Lilie Suratminto (Makna Sosiohistoris Batu Nisan VOC di Batavia, 2008), disimpulkan bentuk dan jenis batu nisan sangat tergantung dari jabatan yang pernah dipegang seseorang. Batu-batu nisan para pejabat penting umunya dari batu yang kualitasnya lebih bagus. Sementara batu nisan dari pejabat-pejabat rendah dari batu biasa.
Nisan paling tua adalah milik Maria Caen (tahun 1640), kini tersimpan di Museum Wayang. Sebenarnya ada yang lebih tua, tetapi tinggal sepotong. Artefak itu ditemukan pada penggalian tahun 19038 oleh Dinas Purbakala Hindia-Belanda pimpinan WF Stutterheim dalam rangka mencari makam JP Coen. Nisan itu atas nama Francoisa.
Bahasa dalam inskripsi sebagian besar bahasa Belanda yang berasal dari abad ke-17 atau ke-18. Ciri utamanya adalah belum memiliki keseragaman ejaan., misalnya kata coopman (saudagar) kadang ditulis kopman atau gebooren (dilahirkan) ditulis gheboren. Selain itu banyak kosa kata yang lazim pada masa VOC tidak dipergunakan lagi dalam bahasa Belanda modern.
Menurut Lilie, berdasarkan status sosial orang yang di makamkan, nisan VOC terbagi atas 9 kelompok, yakni Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Gubernur dan Direktur Jenderal Hindia Belanda, anggota Dewan Hindia Belanda, anggota Dewan Kota anggota Dewan Gereja, saudagar/syahbandar/perizinan, angkatan perang/keamanan/peralatan, pribumi, dan orang-orang yang tidak mempunyai jabatan.

(Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar