"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Minggu, 01 April 2012

Proyek Berjuta Lampu Jepang

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, semua serba dibatasi. Bukan hanya bahan pangan seperti beras, tepung terigu, gula, garam, melainkan juga bahan pakaian.

Yang lebih parah lagi, pemakaian lampu (listrik) sebagai penerangan di rumah-rumahpenduduk juga dibatasi.
Ketika Indonesia memproklamirkan kemerdekaanya, sikap Jepang berubah 180 derajat! Sadar akan kekalahannya dari Amerika Serikat, dan untuk kembali menarik hati rakyat Indonesia, dicabutlah berbagai pembatasan itu, termasuk pembatasan penerangan lampu.

Malah kemudian, karena menjelang Hari Raya Idul Fitri, Jepang berjanji akan membagikan berjuta-juta bola lampu pada masyarakat. Berita ini di umumkan dalam suratkabar Asia Raya:
“berhubung dengan dihapusnya pembatasan penerangan lampu, mulai 21 Agustus di umumkan penghapusan pembatasan penerangan lampu diseluruh Jawa.

Berhubung dengan itu, pihak yang bersangkutan telah mengambil tindakan untuk membagi-bagikan berjuta-juta bola lampu kepada umat Islam bagi keperluan lebaran. Pembagian akan melalui Tonori Kumi. Juga kepada bangsa Nipon pembagian semacam itu akan dilakukan dengan syarat permintaan mereka sendiri-sendiri kepada Djawa Zigyoo Sya. Disamping itu, tindakan untuk penerangan jalan-jalan raya di kota-kota besar, pun sudah dimulai. Dengan tindakan ini, terdapatlah kerjasama antara bangsa Nipon dan Indonesia untuk mengatasi segala kesukaran dan penderitaan (Asia Raya, 23 Agustus 1945)”

(LILY Utami, pengamat sejarah dan kebudayaan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar