"KOMUNITAS PECINTA SEJARAH KOTA TUA"

Minggu, 01 April 2012

Penduduk Batavia Abad Ke-18

Sebelum VOC membangun kota Batavia, kota Jayakarta masih sedikit penduduknya. Namun sejak diambil alih oleh VOC, pembangunan giat dilaksanakan, terutama disekitar pesisir atau pelabuhan. Akibatnya pada abad ke-18 Batavia menjadi salah satu kota paling ramai dan sibuk di dunia.

Memang tidak ada data resmi dan akurat mengenai jumlah penduduk Batavia pada abad ke-18 itu. Hanya diperkirakan 30.000 jiwa, atau 100.000 jiwa sebagaimana laporan Valentijn. Mereka bertempat tinggal di dalam dan di luar benteng. Ditinjau dari komposisi penduduk, mereka terdiri dari berbagai bangsa dan suku bangsa. Selama periode colonial ini, ras dan agama merupakan dasar terpenting dalam pelapisan sosial, alokasi pekerjaan, dan kesempatan lainya.

Milone (1975) mengelompokan penduduk Batavia menjadi lima golongan. Pertama, orang-orang Eropa termasuk para pejabat VOC. Kedua, warga kota merdeka, terdiri atas Vrijburger, Eurasian, Mardijker, Papanger, orang Jepang, orang Indonesia Kristen, dan beberapa orang Afrika. Ketiga, orang Cina Arab dan India. Keempat, orang Melayu, kelima, orang Indonesia non-kristen.

Yang dimaksud dengan orang Eropa adalah orang-orang Eropa yang dilahirkan di Eropa dan diluar Eropa yang menetap di Batavia. Umumnya orang-orang Eropa yang dilahirkan di luar Eropa tidak menduduki posisi tinggi dalam struktur VOC disbanding orang-orang Eropa yang dilahirkan di Eropa. Termasuk dalam golongan ini adalah orang-orang Belanda, Inggris, Perancis, Jerman, dan Portugis.

Istilah Vrijburger (warga merdeka) mengacu pada sekelompok masyarakat Eropa yang tidak bekerja pada VOC namun terikat oleh peraturan-peraturan tentang pertahana militer. Eurasian sering disebut Mestizo dan populer dengan istilah indo. Istilah ini dipergunakan untuk menyebut kelompok masyarakat yang dilahirkan oleh ibu Asia dan ayah Eropa. Namun dalam sejumlah kepustakaan, kedua istilah sering dibedakan. Mestizo untuk menyebut peranakan dari ayah Eropa sementara Eurasian atau indo adalah peranakan dari ayah Belanda.

Ditinjau dari kebangsaan, setelah Eropa yang menduduki status sosial dibawahnya adalah orang Timur asing. di antara orang-orang Timur asing, orang Cina terbanyak jumlahnya. Di Batavia mereka adalah golongan terpenting setelah bangsa Belanda karena memberikan kontribusi besar di bidang perekonomian mencapai 2.518 orang (di dalam benteng) dan 24.157 (di luar benteng).

(Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar